Strategi Jitu Ancelotti Antar Real Madrid Raih Gelar Champions League ke-15
Real Madrid sukses meraih gelar Champions League ke-15 setelah mengalahkan Borussia Dortmund 2-0 di final, Minggu (2/6). Carlo Ancelotti, pelatih Los Blancos, mengungkapkan bagaimana perubahan taktik menjadi kunci kemenangan mereka.
Pada babak pertama, Madrid kesulitan menghadapi serangan Dortmund. Namun, Ancelotti membuat perubahan penting di babak kedua, mengubah formasi menjadi 4-3-3 yang lebih efektif.
“Dalam sepak bola, ketika Anda tidak memanfaatkan peluang, risiko kebobolan atau kehilangan keunggulan sangat tinggi,” kata Ancelotti soal pertandingan tersebut.
“Mereka bermain lebih baik dari kami, namun mereka memberi kami opsi, dengan permainan seimbang, dan di babak kedua, ketika kami bermain lebih baik dan lebih seimbang, kami memenangkan pertandingan.”
“Saya sangat senang. Ini adalah final kesembilan yang dimenangkan Madrid secara berturut-turut dan bahaya tidak menang adalah nyata. Dortmund adalah lawan yang sulit.”
Baca juga:
- Man United Pertimbangkan Pertukaran Pemain Dengan Atletico Madrid
- Quique Sanchez Flores: ‘Ramos Telah Mengubah Pandangan Saya’
- Jose Mourinho Resmi Ditunjuk sebagai Pelatih Fenerbahce
- Real Madrid Taklukkan Borussia Dortmund untuk Raih Gelar Liga Champions ke-15
“Saya tidak perlu marah (soal permainan buruk di babak pertama), namun harus mengklarifikasi. Dortmund bermain sangat baik dan kami tidak memiliki keseimbangan.”
“Kami kehilangan bola di lini pertahanan lawan dan posisi kami tidak bagus. Kami mengubah sistem menjadi 4- 3-3 dan itu berjalan lebih baik, begitu pula sikap di babak kedua.”
“Di ruang ganti kami cukup tenang dan kami mendiskusikan perubahan sistem bersama-sama. Para pemain sepakat untuk mengubahnya dan kami melakukannya.”
Gol-gol dari Dani Carvajal dan Vinicius Junior pada menit ke-74 dan ke-83 memastikan kemenangan bagi Madrid. Ancelotti memuji ketenangan dan kerjasama tim dalam mengatasi tekanan pertandingan final.
Dengan kemenangan ini, Ancelotti menambah koleksi gelarnya menjadi lima di Champions League sebagai pelatih, menunjukkan bahwa strateginya tetap relevan dan efektif di level tertinggi sepak bola Eropa.
